Perhitungan jumlah sampel ini digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan persentasi/proporsi sukses antar dua kelompok sampel dimana data-data awal yang diperlukan diantaranya:
i. Data historis yang menyatakan bahwa persentasi sukses pada salah satu kelompok diketahui, umumnya kelompok kontrol
ii. Tingkat signifikan uji=Z-alpha dan power pengujian = Z-betha
untuk menguji jika kedua kelompok sampel dikatakan menghasilkan proporsi sukses yang berbeda jika selisihnya proporsi antar kedua kelompok minimal sebesar P1-P2., berapa jumlah sampel minimal yang diperlukan untuk masing-masing kelompok?. Perhitungan besar sampel ini biasanya diaplikasikan pada uji klinis yang bersifat Case-Control
CONTOH UJI KLINIS
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kesembuhan antara obat A (standar) dengan obat B. untuk menentukan besar sampel, peneliti menetapkan bahwa proporsi kesembuhan obat A dengan obat B dianggap bermakna jika selisihnya 20%. Diketahui bahwa kesembuhan pada obat A adalah 70%. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II sebesar 20%, dengan hipotesis satu arah, berapakah besar sampel yang diperlukan?
Formula Yang Digunakan (Silakan Klik)
Adapun parameter yang tersedia dari contoh kasus diatas sbb:
- P2=angka kesembuahan pada obat standar = 0.7
- Q2= 1-P1 = 1- 0.7 = 0.3
- Selisih proporsi dikatakan ada perbedaan signifikan proporsi sukses dua kelompok sampel P1-P2=0.2
Dengan demikian,
- P1 = P2 + 0,2 = 0,7 + 0,2 = 0,9
- Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,9 = 0,1
- P = (P1+P2)/2 = (0,7+0,9)/2 = 0,8
- Q = 1 – P = 1 – 0,8 = 0,2
- Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, sehingga Za = 1,96. (dari tabel)
- Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, makan Zβ = 0,84. (dari tabel)
Dengan memasukkan nilai nilai diatas pada rumus, diperoleh:
Jadi jumlah sampel minimal untuk masing-masing kelompok yg diberi obat A =62 orang dan kelompok yg diberi obat B= 62 orang